Deduktif vs Induktif
Definisi
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk
manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan
atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi.
Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal
umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses
pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau
hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Penlaran induktif adalah proses penalaran untuk manari
kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta –
fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif
tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua
pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris,
semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif
ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau
kaedah yang berlaku umum.
METODE
Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan
umum atau jeneralisasi yang diuraikan menjadi contoh-contoh kongkrit atau
fakta-fakta untuk menjelaskan kesimpulan atau jeneralisasi tersebut. Misalnya:
petani selalu rugu dalam mengembangkan usahanya. Kemudian dijabarkan
fakta-fakta tentang angka-angka produksi dibandingkan modal usaha, dan
sebagainya.
Contoh: Penelitian bahasa Arab kebanyakannya berangkat
dari kaidah-kaidah bahasa Arab kemudian dicarilah fakta-fakta yang terdapat
dalam sumber data, dalam hal ini sumber datanya al-Qur’an.
Metode deduktif dalam tahapan-tahapannya, sama dengan
metode lain, yaitu:
1. Tahapan Sepekulasi (berasal dari bahasa latin
“speculum/cermin”).
2. Tahapan Observasi dan klasifikasi, dan
3. Tahapan perumusan hipotesis
Metode Induktif adalah kebalikan dari metode deduktif.
Contoh-contoh kongkrit dan fakta-fakta diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian
dirumuskan menjadi suatu kesimpulan atau jeneralisasi. Pada metode induktif,
data dikaji melalui proses yang berlangsung dari fakta. Di dalam penelitian
linguistic sering digunakan metode induktif dan deduktif, mengapa demikian?
Karena linguistic termasuk ilmu yang berusaha menyusun teori tentang bahasa.
Perbedaan dekdutif dan induktif
Teori normatif (normative theory)
menggunakan pertimbangan nilai (value judgement) yang berisi satu atau lebih
premis menjelaskan cara yang seharusnya ditempuh. Sebagai contoh, premis yang
menyatakan bahwa laporan akuntansi (accounting reports) seharusnya didasarkan
kepada pengukuran nilai aset bersih yang bisa direalisasi (net realizable value
measurements of assets) merupakan premis dari teori normatif. Sebaliknya, teori
deskriptif (descriptive theory) berupaya untuk menemukan hubungan yang
sebenarnya terjadi. Meskipun terdapat pengecualian, sistem deduktif umumnya
bersifat normatif dan pendekatan induktif umumnya berupaya untuk bersifat
deskriptif. Hal ini karena metode deduktif pada dasarnya merupakan sistem yang
tertutup dan nonempiris yang kesimpulannya secara ketat didasarkan kepada premis.
Sebaliknya, karena berupaya untuk menemukan hubungan empiris, pendekatan
induktif bersifat deskriptif.
Salah satu pertanyaan yang menarik adalah
apakah temuan riset empiris dapat bebas nilai (value-free) atau netral karena
pertimbangan nilai sesungguhnya mendasari bentuk dan isi riset tersebut.
Meskipun riset empiris berupaya untuk deskriptif, penelitinya tidak mungkin
sepenuhnya bersikap netral dengan dipilihnya suatu permasalahan yang akan
diteliti dan dirumuskannya definisi konsep yang terkait dengan permasalahan
tersebut. Perbedaan yang lebih mencolok antara sistem deduktif dan induktif
adalah: kandungan atau isi (contents) teori deduktif kadang bersifat global
(makro) sedangkan teori induktif umumnya bersifat partikularistik (mikro). Oleh
karena premis sistem deduktif bersifat total dan menyeluruh maka kesimpulannya
pasti bersifat global. Sistem induktif, karena didasarkan kepada fenomena
empiris umumnya hanya berfokus kepada sebagian kecil dari fenomena tersebut
yang relevan dengan permasalahan yang diamatinya.
Meskipun pembedaan antara sistem deduktif
dan induktif bermanfaat untuk maksud pengajaran, dalam praktek riset pembedaan
ini seringkali tidak berlaku. Dengan kata lain, keduanya bukanlah pendekatan
yang saling bersaing tetapi saling melengkapi (complementary) dan seringkali
digunakan secara bersama. Metode induktif bisa digunakan untuk menilai
ketepatan (appropriateness) premis yang pada mulanya digunakan dalam suatu
sistem deduktif.
Proses riset sendiri tidak selalu
mengikuti suatu pola yang pasti. Para peneliti seringkali bekerja secara
terbalik dari kesimpulan penelitian lainnya dengan mengembangkan hipotesis baru
yang tampaknya cocok dengan data yang tersedia. Dalam konteks akuntansi, riset
induktif bisa membantu memperjelas hubungan dan fenomena yang ada dalam
lingkungan bisnis yang mendasari praktek akuntansi. Riset induktif tersebut
pada gilirannya akan bermanfaat dalam proses pembuatan kebijakan yang biasanya
mengandalkan penalaran deduktif dalam menentukan aturan yang akan diberlakukan.
sumber
: http://www.menginspirasi.com/2013/09/mengenal-pendekatan-deduktif-dan.html
0 komentar:
Posting Komentar